Kamis, 17 Januari 2013

OEINOEK - Special Masakan Jawa - Pindang Ayam & Sego Tahu

Hai...

Buat penghuni Jakarta yang kangen masakan khas Jawa Tengah, khususnya masakan Pindang Ayam Kudus & Sego Tahu Rembang (Nasi Tahu Rembang), tidak perlu khawatir menunggu liburan panjang untuk jauh-jauh datang ke kota Rembang, atau kota Pati, atau kota Kudus, atau kota-kota lain di sekitarnya yang dengan cukup mudah bisa kita dapatkan makanan lezat yang ini.

Kini hadir di kawasan Jakarta Timur, tepatnya di Jalan Bojana Tirta Raya no.1 (depan lapangan Bea Cukai Pusat) Pisangan Lama, Rawamangun, warung makan "OEINOEK". Dengan rasa yang dijamin membuat ketagihan & harga yang sangat terjangkau "Oeinoek" hadir untuk memenuhi rasa kangen Anda untuk menikmati makanan ini. Untuk yang belum pernah tahu, sangat dianjurkan untuk mencoba, dijamin tidak akan kecewa dengan rasanya.

Dengan kualitas resep keluarga, Bu Tin (nyokap ane), tidak mencontek resep manapun, ini adalah resep yang secara original biasa dinikmati oleh kami sekeluarga selama bertahun-tahun & kami tidak pernah melewatkan menu ini pada saat dihidangkan di atas meja makan keluarga kami.

Jadi sekali lagi untuk Anda pecinta kuliner, yang merindukan masakan Pindang Ayam Kudus & Sego Tahu Rembang, ataupun yang sekedar ingin tahu bagaimana nikmatnya makanan ini, silahkan datang ke warung kami :

Warung OEINOEK
"special masakan jawa"
Jl. Bojana Tirta Raya no. 1
(depan lapangan Bea Cukai Pusat)
Pisangan lama - Rawamangun - Jakarta Timur
telp. 021 - 40451415

Dengan kualitas rasa yang disajikan, jangan heran kalau ini adalah warung pertama kami.

warung "OEINOEK"
Pindang Ayam Kudus
Sego Tahu Rembang / Nasi Tahu Rembang


Be a good boy, popo...

Akhirnya.... setelah selama 2 tahun tinggal bersama di rumah... tanggal 9 Desember 2012 lalu, dengan berat hati popo diadopsikan ke keluarga baru...

Maaf ya po, kalo selama ini sering diomeli di rumah kalo pas lagi nakal, tp bukan karena pengen ngomel, melainkan biar popo jadi makin pinter seperti yang sekarang ini...
Maaf sering ga ada lagi yang nemeni apalagi ajak main kalo siang hari, karena semuanya harus kerja, apalagi dengan kepindahan tempat kerja di luar kota... Sebenernya ga tega nyerahin popo ke keluarga baru, tetapi ini demi kebaikan popo... Moga2 keluarga yang baru bisa memberikan waktu untuk ajak popo bermain lebih banyak lagi... We really love you, popo. Popo udah jadi bagian dari keluarga kecil ini. Semoga popo selalu sehat & selalu disayang di rumah baru... Always be a good boy, popo...


Rabu, 09 November 2011

Popo sekarang...

Popo sekarang udah besar. Saat tulisan ini dibuat, berarti usianya 1 tahun 1 bulan 20 hari.

Popo anjing yang cerdas, penurut, manja, walaupun kadang2 sifat jahilnya keluar kalau tidak diawasi. Tapi yang lebih penting lagi, popo sehat, lincah, selalu bikin kangen kalau lagi jauh dari rumah.

Akhir2 ini bulu popo baru sering rontok. Moga2 aja sih rontoknya memang karena baru musimnya ganti bulu.

Popo... be a good boy ya.... we love you, popo...

Sabtu, 27 November 2010

my cute Popo

Hari ini, tepat 1 minggu setelah aku mengadopsi & tinggal bersama "popo". Ya, popo adalah nama yang kuberikan kepada seekor anak anjing (katanya sih ras kampung "Jawa") yang kini tinggal menemaniku di rumah.
Melihat kepolosan wajahnya, membuatku selalu gemas & selalu ingin mengusap2nya.

Kujadi teringat hari2 awal yang cukup melelahkan (sekalipun sampai dengan hari ini masih sangat melelahkan). Namun di balik semuanya itu, aku bahagia bisa memilikinya sekarang. Popo adalah anak anjing yang sangat lincah & lucu.

Kini akan kucoba untuk mengisahkan 1 minggu pertamaku bersamanya.

Foto berikut ini adalah foto yang kuambil sekitar 3 minggu sebelum popo kuajak pulang ke rumah.

lucu ya...

Popo dilahirkan bersama dengan ke 5 saudara kandungnya. Berikut ini adalah foto bersama keluarga kandungnya...


Karena popo cukup berbeda dibanding saudara2 lainnya, akhirnya kuputuskan untuk memilihnya, apalagi popo paling aktif dari antara yang lain.


Hari pertama:
Popo kujemput dengan mengendarai mobil. Kala itu aku diantar oleh temanku Joviccandra (kaskus id) yang dalam sejarahnya, dialah pemilik ibu kandung popo. Dia juga yang membantuku dalam mempersiapkan segala sesuatunya sebelum kuputuskan untuk mengadopsi popo.

Kandang yang kupakai untuk membawanya, kutempatkan di kursi tengah. Dalam perjalanan menuju ke rumah... ehh... ternyata popo mabuk, muntah deh.. untung kutempatkan di dalam kandang, sehingga amanlah kursi mobilku. Sepanjang perjalanan, popo sangat diam seolah2 pasrah. Sambil pegang setir, sesekali kusempatkan untuk mengintipnya dari kaca mobilku & kemudian mengelusnya. Sungguh anak anjing yang pendiam. Sesampainya di rumah, kubawa kandangnya ke tempat yang sudah kusiapkan dari semula. Langsung kuajak popo bermain di taman depan rumah sambil memberinya makan. Rupanya popo tidak mau langsung makan, kalaupun mau hanya sedikit. Sebelum acara bermain dimulai, prosesi pemberian nama harus dilakukan.

Mula2 sudah kusiapkan 3 nama yang dipilih melalui beberapa kali obrolan bersama tunanganku ^_^ Untuk menentukan nama mana yang akan dipakai, kami membiarkan popo memilih sendiri namanya dengan cara mengendus 1 dari 3 kertas yang sudah ditulis calon nama di dalamnya. Pilihannya antara lain: popo, coco, & goofy. Ternyata "popo"-lah yang dipilih. Sejak itulah dipanggil popo.

Selesai bermain2, kumandikan popo pakai baby washlap yang baru saja kubeli. Agak berontak sih, tapi masih bisa kuatasi. Setelah itu kukeringkan pakai handuk & kupakaikan bedak bayi. Lembut sekali popo...
Malam pun tiba, saatnya istirahat...

Luar biasa malam pertama yang kulalui bersama popo. Susah tidur karena berisik, ga enak sama tetangga, kasian karena dikurung di dalam kandang, macem2 deh... ampuunnn.... popo.....


Hari kedua:
Hoaahmm... cukup melelahkan, karena ternyata semalam hanya tidur 1 jam. Setelah malamnya melakukan briefing dengan teman2 dari Kaskus untuk mempersiapkan keberangkatan hari ini ke pengungsian korban letusan gunung Merapi di Magelang - Jawa Tengah, selesai juga baru pukul 02.30 dini hari, pulang2 ternyata tidak bisa langsung tidur, karena harus mengurusi popo yang rewel di tengah malam. Karena takut ga enak sama tetangga, akhirnya kuluangkan sekitar setengah jam untuk menemaninya sebelum akhirnya aku sendiri beranjak tidur. Jam 4-nya aku sudah harus bangun karena harus meluncur bersama teman2 Kaskus ke pengungsian di Magelang.

... sehari berlalu, sorenya begitu pulang ke rumah, popo sudah menyambutku di depan rumah bersama tunanganku. Langsung deh, cape2ku rasanya hilang. Langsung kuajak popo bermain di taman bersama dengan tunanganku sambil memberinya makan.

Malam kedua bersamanya, lagi2 ga enak sama tetangga karena gonggongan kecilnya cukup membuat telinga sakit... Beberapa kali memindahkan kandang dengan popo di dalamnya, akhirnya kuputuskan untuk menaruhnya di kamar cadangan yang masih kosong, kemudian kututup pakai kardus di samping kandang + atas kandang. Lumayan lah, bisa sedikit mengurangi suaranya yang berisik tetapi udara masih cukup leluasa buat popo bernafas. Maka tidurlah aku...


Hari ketiga:
Kumulai rutinitas hari ini dengan bangun lebih awal supaya bisa mengajak popo jalan2 dulu sebelum berangkat ke kantor. Sambil berjalan2, kuberikan popo makan, walaupun susah. Bisa dibilang hari2 ini, pola makannya masih sangat tidak teratur, bahkan seringkali makanan yang kutinggalkan di kandang diporak-porandakan, sehingga malah ga ada yang bisa dimakan karena terjatuh di bawah kandang.

Sore sepulangku dari kantor, seperti biasa, tunanganku sudah menungguku di pintu rumah sambil menggendong popo. Segera setelah popo diturunkan dari gendongan, popo akan langsung menghampiriku untuk mengajak bermain2.

Karena makannya masih susah, hari ini kuberikan popo sate ayam yang kubeli di jalan. Kali ini dia cukup lahap, tetapi dog food yang kuberikan masih belum menarik minatnya untuk makan. Takut kelaparan, akhirnya dengan sedikit paksaan, kuberikan dog food untuk popo makan. Caranya, keempat kakinya kupegang dengan handuk supaya lebih lembut, sambil berposisi setengah duduh setengah tidur, dog food dimasukkan ke mulutnya yang menghadap ke atas, sehingga mau gak mau popo akan memakannya.

Malamnya kuputuskan membiarkan popo bebas berkeliaran di halaman belakang rumahku. Berisiknya tidak berubah, bahkan kadang menjadi2. Tetapi apalah daya, kubiarkan saja sambil tidur ^_^ bodo ah, penting tidur dulu...


Hari keempat:
Hari ini rutinitas seperti biasa, bangun pagi, mengajak popo jalan2 sambil memaksanya makan dengan cara yang sama seperti semalam, kemudian kutinggal bekerja sambil kutinggalkan makanan untuk cadangan sehari.
Lagi2 makanan porak-poranda, tetapi kulihat sedikit ada perkembangan, karena popo mau makan sendiri walau gak banyak.

Sore harinya juga masih sama, kuajak popo jalan2 selagi sempat, tetapi lebih cenderung kuajak bermain2 di belakang rumah. Malam biarlah malam, tidur biarlah tidur, biarpun popo berisik.... hihihi... Kumatikan lampu belakang rumah, sepertinya cukup membantunya tidur, walaupun terkadang bangun lalu ribut lagi.


Hari kelima:
Tidak banyak berubah rutinitas hari ini. Hampir sama seperti kemarin.
Hari ini popo mulai mendapatkan menu tambahan yaitu susu. Ternyata dia suka. Bahkan dog food yang seringkali kucelupkan di dalam susu, ikut popo makan. Lumayan lah ada perkembangan. Tapi berisiknya itu lho, ga berubah ^^ tapi seiring waktu, sepertinya aku sudah makin terbiasa dengan gonggongannya.

Eh tadi popo minum obat cacing juga lho...


Hari keenam:
Hari ini hubunganku dengan popo sepertinya semakin akrab, begitu pula popo dengan tunanganku. Manjanya itu lho.... gak nahan....

Malahan hari ini bersama dengan tunanganku, popo melakukan hal baru. Popo mulai bisa memanjat kandangnya sendiri dengan cukup cepat. Bahkan popo bisa memikirkan cara supaya bisa loncat melewati pintu belakang rumah yang sengaja ku-desain untuk membuatnya tidak bisa masuk ke dalam rumah, dengan cara memanfaatkan kursi plastik yang dari awal sudah kutaruh di sebelah kandangnya dekat pintu belakang, supaya popo punya tambahan pijakan untuk loncat. Berkali2 terjatuh, tetapi ada pula yang berhasil... Kreatif sih ^_^ good boy!!!


Hari ketujuh:
Hari ini kuawali seperti biasa bersama popo. Kuperhatikan, pola makannya sudah mulai lancar. Popo mau memakan dog food yang kuberikan tanpa tambahan apa2. Lancar sekali bahkan dalam jumlah yang agak banyak sekalipun. Sungguh lega karena popo akhirnya mau memakannya. Kali ini kuajak popo jalan2 dengan menggunakan tali leher. Kalau kemarin2 popo berontak, kali ini sepertinya lebih jinak. Setiap kali popo merasa lehernya sedikit ketarik, popo akan langsung merubah arah & berjalan mengikutiku.
Sungguh bahagia aku memiliki popo...


Hari kedelapan:
inilah popo yang sekarang...

sudah ya, nanti dilanjut lagi, sekarang baru main sama popo, udah teriak2 minta diajak main sih..

popo.... good boy!!!

Rabu, 10 November 2010

Takjub dibalik keprihatinan


Pagi ini tepat pukul 7, kuberangkat bekerja seperti biasa.
Pagi ini begitu cerah... seperti biasa puluhan ekor burung gereja berjajar2 di atas kabel2 listrik yang lalu lalang tergantung di sekitaran perumahan tempatku tinggal.
Begitu mencapai jalan menuju keluar, kutakjub menyaksikan pemandangan yang selama beberapa hari selalu tertutup awan kelabu.
Pemandangan gunung Merapi yang akhir2 ini oleh kebanyakan orang disebut bencana, tampak begitu jelas walaupun dengan mata telanjang.
Coba kuabadikan, namun sayang kurang begitu jelas karena hanya menggunakan kamera handphone.

Sungguh indah sebenarnya..., namun kukembali teringat bagaimana kondisi sodara2 yang ada di pengungsian & juga yang terkena imbasnya. Sungguh memprihatinkan kondisi mereka dimana di waktu yang sama, kubersyukur bisa menyaksikan pemandangan indah merapi yang berdiri begitu megahnya dibalut awan putih seperti sedang mengenakan jubah, namun di puncaknya nampak jubah putih itu membumbung tinggi ke angkasa...

Selasa, 09 November 2010

Kacang hijau untuk sodaraku

Hari ini tadi, tepat jam istirahat kerjaku, kusempatkan ke Klaten bersama Mbah Soer (rekan Kaskus-ku) beserta keponakannya. Ber-3 kita ke posko pengungsian GOR Gelarsena Klaten untuk sekali lagi mengirimkan bantuan berupa kacang hijau, gula jawa, & gelas plastik yang semoga bisa benar2 bermanfaat untuk sodara2 kita di pengungsian... amin...

Senin, 08 November 2010

Merapi yang sedang berbenah

Kemarin itu aku pergi ke Klaten sama anak2 Kaskus Regional Solo dalam rangka aksi peduli pengungsi Merapi


ini link "aksi"nya

sungguh pengalaman yang tidak akan pernah bisa kulupakan.
Berada di lingkungan para pengungsi yang butuh kepedulian dari kita semua, sungguh membuat hatiku miris...

Tetapi aku pun bersyukur, bukan karena aku, bukan karena aksiku, kucoba untuk berpikir secara luas... kubersyukur karena masih begitu banyak orang yang dengan tulus mau peduli terhadap mereka, sekalipun di antara mereka (aku yakin) ada pula kepedulian itu yang diniati untuk mencari sesuatu imbal balik.

Tidak hanya itu saja, tetapi malam itu sungguh kutakjub dibalik keprihatinanku... Untuk pertama kalinya dalam hidupku kusaksikan secara langsung dahsyatnya alam yang sedang murka... luapan2 lahar pijar yang ada di puncak Merapi, diiringi suara gemuruh yang mendebarkan hati serta sesekali kilatan petir menyambar... Sekalipun kusaksikan dari kejauhan, kira2 20 Kilometer dari puncaknya ( halaman Gereja Paroki Kebon Arum - Klaten), tapi kubisa merasakan kengerian yang bisa ditimbulkannya jika itu menyapu segala apa yang ada di depannya, seperti kejadian akhir2 ini yang diakibatkan oleh erupsi Merapi. Begitu banyak korban berjatuhan, begitu banyak yang kehilangan...

Dalam hati kucoba berpikiran positif, seperti apa yang pernah disampaikan oleh Sang Juru Kunci Merapi "alm. Mbah Maridjan", bahwa ini bukanlah bencana. Bencana hanyalah pemikiran manusia karena begitu banyaknya kehilangan yang dialami, tidak hanya harta, bahkan nyawa sekalipun. Merapi seperti itu, karena ia sedang membangun. Apa yang dilakukan oleh Merapi adalah hanya suatu bentuk penyesuaian alam terhadap lingkungan yang selama ini didiaminya. Seperti halnya manusia yang merasa tidak nyaman dengan rumah yang didiaminya. Manusia itu tentunya akan melakukan perubahan2, sehingga ia bisa nyaman berada di dalamnya, begitu pula Merapi terhadap lingkungan di sekitarnya.

Marilah kita hadapi fenomena alam ini dengan berkaca diri. Bahwa kadangkala kita juga bersikap & bertingkah layaknya Merapi. Terkadang tenang & indah, terkadang pula murka & menghancurkan...

Hari itu adalah Minggu, 7 November 2010, & kusaksikan Merapi yang sedang berbenah sekitar pukul 10 malam...

haizzzz...

Setelah sekian lama, baru kutersadar kupunya blog...

Gila lama benerrrr buka'nya. O walah, lha iklannya kebanyakan. Sesaat kudiam... tiba2,
"ngapain juga aku susah2 pasang iklan ya.. malah bikin berat wae!"

Ya udah, akhirnya kusingkirkan semua iklan dari blog'ku, hanya aplikasi2 saja yang ditinggal di sini.

Moga2 semangat lagi nulis di blog... ^_^

Senin, 06 September 2010

Sedikit Demi Sedikit Lama-Lama Jadi Bukit

Pepatah ini sederhana saja, "sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit."

Kita biasa memaknainya, bahwa bila kita mengumpulkan sesen demi sesen, pada saatnya kita akan dapatkan sepundi. Namun sesungguhnya pepatah ini tak sekedar berbicara tentang hidup hemat, atau ketekunan menabung.

Pepatah ini menyiratkan tentang sesuatu yang lebih berharga dari sekedar sekantung keping uang, yaitu bila kita mampu mengumpulkan kebaikan dalam setiap tindakan-tindakan kecil kita, maka kita akan dapati kebesaran dalam jiwa kita.

Bagaimanakah tindakan-tindakan kecil itu mencerminkan kebesaran jiwa sang pemiliknya? Yaitu, bila disertai dengan secercah kasih sayang di dalamnya. Ucapan terima kasih, sesungging senyum, sapaan ramah, atau pelukan bersahabat, adalah tindakan yang mungkin sepele saja. Namun dalam liputan kasih sayang, ia jauh lebih tinggi daripada bukit tabungan anda...

(disadur dari Motivasi Net, by Ir. Andi Muzaki, SH, MT., 2002)

Kamis, 02 September 2010

Lebih Dari Sekedar Ucapan Terima Kasih

Seorang anak merengek minta dibelikan jagung bakar. Dengan sedikit enggan ibunya mengulurkan selembar uang & mengawasinya dari kejauhan. Lalu si anak dengan tekun mengikuti gerak-gerik nenek tua penjual jagung bakar memainkan kipas bambunya. Mata kanak-kanaknya membulat terheran-heran pada pletikan biji jagung, asap, serta harum yang tertebar kemana-mana. Sedangkan nenek tua berpakaian lusuh itu tersenyum melirik anak kecil yang jongkok di sebelahnya. Mata tuanya meredup melayang entah kemana. Sesekali dicubitnya pipi anak itu. Kemudian deberikannya jagung bakar itu pada anak yang sedari tadi berharap-harap takjub, katanya, "Ambil saja buatmu nak. Tak usah dibayar."
Si ibu mengucapkan terima kasih lalu berkata pada sang ayah, "Lumayan, kita dapat rejeki satu jagung bakar." Lalu mereka meninggalkan taman kota itu dengan kendaraan roda empat mereka.

Tunggu dulu wahai ibu! Mengapa kau menyebutnya sebagai rejeki? Bukankah dengan demikian si nenek tua itu malah kehilangan sebagian penghasilannya yang tak seberapa? Tidakkah kau terpanggil untuk membalas pemberian itu dengan sesuatu yang lebih dari sekedar rasa terima kasih?

Memang, menerima pemberian itu selalu menyenangkan. Namun, memberi dengan sikap tulus lebih membahagiakan. Tahukah kau, wahai ibu, hati nenek tua itu teramat terang, jauh lebih terang dari lampu yang menerangi temaram senja ini...

(disadur dari Motivasi Net, by Ir. Andi Muzaki, SH, MT., 2002)

Selasa, 03 Agustus 2010

Ada kasih yang tulus di dalam Kaskus

link sang penolong
gan tadi ane nolongin orang tabrakan

abis anter ibu negara mau praktek lapangan

eh di belakang ane ada yang tabrakan kenceng banget suaranya

langsung ane putar balik :o

TKP nya di depan bengkel y*maha pogung jakal.

pertama ane udah miris dia posisi ada di bawah kendaraan colt...

tapi udah niat nolong lanjut aja dagh...

tabrakannya melibatkan 5 kendaraan gitu gan...

3 motor sama 1 taxi n 1 colt angkudes

dan setelah ane bawa pinggir n ngamanin motornya ternyata dia seorang kaskuser gan...



trus tadi ane wawancara dia ga ada sodara di jogja :( :( :(

akhirnya dibawa ama pakpolisi n supir taksi yang nabrak ke JIH...

barangkali kaskuser RY ada yang kenal motor ini...



ane ga tega moto korbannya gan :norose:

buat yang lain ati2 yogan ne naek motor...

buat agan yang ketabrak maap ya ane cuma bisa bantu gitu...

apakah temen2 regional solo ada yang kenal?

link si tertolongagan acabout, ane ngucapin thx bgt krna udah nolongin ane n motor ane kmren..berharap bisa ketemu agan nanti setelah ane sembuh...mau ngobrol2 lah...hehehe


terima kasih juga buat agan2 yang lain atas doanya,,bikin ane semangat buat sembuh lebih cepet..


utk motor, itu motor klaten gan,, delanggu tepatnya,, itu motor punya ane tapi waktu itu beli di tmpat kakek ane,,tapi ane dari bogor, merantau ke jogja buat kuliah...

seklai lagi thx buat semuanya...

(agak lama ngetiknya nie,, tangan ane di infus jadi ribet, hehehe


link kekasih si tertolong
Assalamualaikum
slamat malam agan2

ane cuma mau mohon doanya dari agan-agan semua,

agan Aracelli, cowok ane plus kaskuser juga, sekarang lagi di rawat di Rumah Sakit karena kecelakaan di Jalan Kaliurang, km 5,5 Yogyakarta

Kecelakaan nya kejadian sekitar jam 8 pagi, kaki nya ada yang dislokasi, lecet2 di wajah plus kaki, kelindes angkutan umum, tapi angkutan umumnya malah tabrak lari, sempet di tolongin sama anak kaskuser juga

ada di Rumah Sakit Jogja Internasional Hospital kamar 2108 lantai 2
sekarang udah pindah rumah sakit di Betesdha Yogyakarta.


ane nungguin dia seharian ini dan masih nungguin ampe sekarang di RS, pake nangis segala, sedih.. :berduka
ane ada fotonya setelah kecelakaan, tapi berhubung ane ngga bawa kabel data nanti insya ALLAH update

Mohon doanya agan-agan semua...


Ternyata yang nolongin cowo ane adalah agan. Makasih banyak gan udah nolongin cwo ane, emang anak kaskuser ada dimana-mana..

UPDATE :



dia cedera leher gan, kalo telat sedikit aja di tolongin bisa lumpuh total, syaraf lehernya ada yang mau putus, sekarang masih dalam perawatan dan belum bisa bergerak maupun duduk, ane sedih bgt, mohon doanya

mohon doannya supaya dia bisa ngaskus lagi


Lagi iseng baca-baca thread di Kaskus, rupanya ada kumpulan thread yg bikin aku kagum, terharu, & bangga jadi bagian dari kaskus.

Rupanya tidak hanya di film sinetron ataupun dongeng. Di sini telah kita buktikan bahwa ada hal yang sebenarnya begitu dekat dengan kita, betapa besarnya sesuatu yang kita dapatkan dari hal yang kecil sekalipun.

Mungkin dari reka adegan di atas, sang penolong sama sekali tidak berpikir tentang apapun pada saat menolong, karena yang muncul hanya 1 pemikiran yaitu "kasih".

Reka adegan kedua, bisa dilihat bahwa tanpa disadari sang penolong, si tertolong telah membaca tulisan sang tertolong di forum ini, dan dengan tidak basa-basi ataupun malu, berani mengungkapkan rasa terima kasihnya, lagi-lagi ini adalah bentuk dari "kasih" yang lain...

Reka adegan ketiga, secara terpisah, kekasih si tertolong yang penuh harapan akan kesembuhan si tertolong, rupanya melakukan hal yang sama di thread lain. Di ruang & waktu yang berbeda, sekali lagi, kekuatan "kasih" dipertontonkan di sini.

Tanpa mereka sadari, aku adalah 1 dari sekian banyak orang yang mungkin menyadari bahwa thread mereka berdiri masing-masing, tetapi terhubung dalam suatu jalinan kasih yang sempurna. Kasih yang tanpa pamrih. Kasih yang tidak mengharapkan imbalan apapun. Yang ada hanyalah kasih yang saling mengasihi satu sama lain.

Bangganya aku menjadi bagian dari kaskus :ilovekaskus
Ada kasih yang tulus di dalam kaskus ^^

Jumat, 23 Juli 2010

my very 1st Home ~(^_^)~

Rumah yang dulu hanyalah mimpi, kini sudah menjadi kenyataan...

Dibangun di atas tanah seluas 95 M2, dengan lokasi di suatu perumahan di daerah Blulukan, Colomadu, Karanganyar.
Pembangunan dimulai sejak awal Januari 2010 hingga Juni 2010.
Pemberkatan & acara syukuran pun sudah dilakukan pada hari Sabtu, 17 Juli 2010, yang lalu. Pemberkatan dilakukan oleh Romo Narko dari Gereja Katolik, Paroki Santo Paulus Kleca, dan dihadiri oleh beberapa umat Katolik yang tinggal di daerah sekitar Lingkungan Thomas Aquino.

Semoga rumah ini senantiasa diberkati & diberikan kelancaran bagi yang tinggal di dalamnya. Amin...

Sabtu, 03 Juli 2010

Mengenal Solo (part 2)

Bukan Solo katanya kalau tidak khas & unik, penuh dengan unsur budaya & tradisi yang hingga sekarang masih dijaga & dilestarikan dengan baik. Pemandangan di atas rupanya masih bisa kita jumpai setiap hari di Solo. Lokomotif yang melaju beriringan dengan kendaraan-kendaraan lain di satu jalur, bahkan dengan para pejalan kaki.
Ya, sedikit kulanjutkan ceritaku mengenai Solo dari sudut pandangku sebagai pendatang. Solo yang kini adalah bagian dari keseharianku menyimpan begitu banyak hal yang menarik yang hingga saat ini pun masih saja ada yang belum kuketahui.
Lokomotif di atas adalah salah satu hal menarik itu, kita sebut saja kereta. Rute yang ditempuh hanyalah Solo - Wonogiri. Sekalipun sesekali terjadi kecelakaan ringan antara kereta dengan mobil yang terparkir di sisi jalan, namun hingga saat ini kereta ini masih beroperasi. Kereta dengan hanya 1 gerbong di belakangnya ini merupakan salah satu alat transportasi utama bagi penduduk Wonogiri & sekitarnya yang mencari rejeki di Solo, mungkin juga sebaliknya.

Saat ini ada 2 jenis kereta yang melintas di jalur yang sama. Selain yang terpampang pada foto di atas, ada juga kereta wisata yang menggunakan Lokomotif kuno dengan bahan bakarnya yang masih kayu atau batubara, yang berhasil dihidupkan kembali untuk memanjakan wisatawan yang berkunjung ke Solo.

Solo sungguh maju & berkembang, dipimpin oleh seorang Walikota, Pak Jokowi namanya, sungguh-sungguh menjadikan Solo sebagai salah satu kota tujuan wisata, baik bagi turis domestik maupun mancanegara. Cukup sering kegiatan-kegiatan yang bersifat internasional digelar di sini. Bahkan sejak kedatanganku yang pertama (Maret 2008), kuperhatikan sudah puluhan kegiatan internasional yang berhasil digelar, dari World Heritage Cities Conference (WHCC), Solo International Contemporary Ethnic Music (SIEM), Solo Batik Carnival, Asia Pacific Ministerial Conference on Housing and Urban Development (APMCHUD), dan masih banyak lagi yang lain...

Gile benerrrr.....

Kamis, 24 Juni 2010

Madiun to Solo

Pulang dari Madiun ke Solo, asyiknya lewat Sarangan. Kelak kelok jalan pegunungan, dibalut pemandangan alam yang aduhai, pasti ga rugi. Sesampainya di atas, kusempatkan berhenti untuk sedikit menikmati keindahan panorama danau Sarangan & sejuknya udara pegunungan yang dibalut kabut tebal...

Turun melalui jalur Tawangmangu, tidak lupa kuhangatkan badan dengan mampir ke "Sop Buntut Bu Ugi" yang cukup terkenal. Sedep... mantep... anget...

Nyak~nyak...

Siang ini, masih di Madiun ini ceritanya, baru aja selesai meeting penutup setelah kunjunganku selama 2 hari di sini. Pas banget ini, perut mulai terasa lapar, wah rupanya sudah disiapkan hidangan penutup yang khas, & mungkin hanya satu-satunya, karena resep hidangan penutup ini diracik & dimasak sendiri oleh ibu dari pemilik perusahaan yang sedang kukunjungi ini, bahkan beliau juga mengatakan bahwa jangan harap kita bisa menemukan makanan ini di lain tempat, kecuali setelah ini ada yang coba membuatnya. Karena cukup unik & enak, makanya coba kubagi di sini, siapa tau bisa jadi inspirasi bagi yang suka coba-coba masak makanan yang seperti ini.


Nama masakannya tidak diketahui, karena yang masak pun gak tau namanya, hehehe. Isi dari hidangan tersebut kira-kira adalah seperti ini:

Ketan digunakan sebagai pengganti nasi, di atasnya ditaburi parutan buah kelapa. Kemudian di sekelilingnya, lauk pauk cukup lengkap, mulai dari telor dadar yang di dalamnya diisi dengan potongan sayur-sayuran, dendeng daging sapi, ikan asin, ikan kering asin, kering tempe, & sambal goreng.

Sepintas mungkin biasa aja, tapi apakah pernah makan yang seperti ini???

Coba deh bikin, pasti enak ^^ kalo bisa masak lho ya....

Apalagi selesai makan, masih ada hidangan penutup yang sebenarnya dipakai sebagai bekal kalau nanti pulang ke Solo...
ini nih salah satu makanan (roti) terkenal dari Madiun.
Jika ada kesempatan, coba deh buat cari roti ini, dijamin ga menyesal, baik tekstur roti yang sangat lembut maupun rasanya, sungguh uenyak... nyak... nyak... nyak...

Rabu, 23 Juni 2010

Sarapan pagi

Setelah semalam terlelap di sebuah hotel di Madiun, tibalah saatnya sarapan pagi. Menu yang sama seperti pada kunjunganku sebelumnya di kota ini, nasi goreng, beberapa lauk daging goreng maupun kuah, roti yang siap dibakar lengkap dengan selainya, minuman buah segar & juice, serta ada pula teh & kopi.

Sesaat tertenggun, mulai memilih menu apa yang akan kuambil. Kuputuskan nasi goreng dipadu dengan lauk ayam goreng & sedikit sayuran. Berikutnya mulai menyeduh kopi panas, kemudian memenuhi sebuah gelas dengan air putih & juice buah yang awalnya kupikir segar, tetapi ternyata rasanya mirip rujak >.<, di gelas yang lain.

Aktifitas hari ini kuawali dengan sarapan lengkap yang mudah-mudahan bisa menjadikan energi yang cukup untuk sehari.

Selasa, 22 Juni 2010

Mengenal Solo (makan edition 2)

Daripada meneruskan (edit post) postingan yang lama mengenai makanan di Solo pada postingan "Mengenal Solo (makan edition)", takut kepanjangan, akhirnya kuputuskan untuk posting tulisan ini.

Sengaja kuberi judul "makan edition 2" karena ini memang hanya bersifat lanjutan aja dari postingan sebelumnya dengan topik yang sama.

Intinya, tempat makan yang akan coba kubagikan di sini adalah tempat makan yang bisa dicoba dengan harga yang tidak harus mahal, tetapi dengan rasa yang enak menurutku, karena memang didasarkan pada pengalamanku pribadi sewaktu singgah di tempat-tempat ini. Enak memang relatif, tetapi namanya juga berbagi, ya kubagikan yang menurutku enak saja ^^.

Mau makan ayam goreng kampung yg uenak?? di sini tempatnya. Berada di Jl. RE. Martadinata, sekitar 20 Meter dari jembatan pasar Tanggul, Bebek Penyet Bu Minche bisa ditemukan. Jika dilihat dari tulisannya memang bebek goreng, tapi hasil survey pribadi mengatakan, ayamnya jauh lebih istimewa, apalagi disajikan dengan sambal trasi ulek mentahnya yang sungguh bisa menggugah selera. Buka dari jam 5 sore hingga malam hari. Harga per potong ayam sekitar Rp.12.000,-. Ayam kampung asli lho. (Saat ini sudah tutup, tp digantikan oleh tetangganya dengan menu yang hampir sama).

Kalo pas siang-siang melintas di jalanan kota Solo, mana hawa'nya sedang panas pula, ada alternatif yang sangat pas buat singgah, istirahat barang sejenak sambil menenggak juice buah yang super duper mantap. Hanya dengan Rp.5.000,-/gelas besar, dijamin kamu puas. Cukup banyak penjual juice buah di kota ini, tetapi kalo belum pernah mencoba yang satu ini, katanya belum pernah minum juice buah yang sebenarnya. Berlokasi di jalan Bayangkara, persis di samping stadion Sriwedari Solo, Pak Gendon alm. (pemilik) membuka depot juice-nya bersama dengan adiknya yang mempunyai lokasi yang berdekatan satu sama lain. Juice buahnya benar-benar mantap, karena dibuat dari 100% buah asli. Gulanya pun menggunakan 100% gula pasir. Ice Juice Bayangkara, salah satu lokasi paling oke untuk beristirahat di siang hari, malam hari pun masih ok, karena depot juice ini buka dari jam 12 siang sampai jam 8 malam (kecuali sudah habis).
Mau yang kanan ataupun yang kiri, semuanya sama mantapnya, karena sama-sama diracik oleh yang ahlinya. Sekali coba, pasti malas minum juice di tempat lain (berdasarkan pengalamanku pribadi).
Berikut ini lokasi depot juice-nya:

Kamis, 17 Juni 2010

Pagiku lagi

Aduh aduh, knapa lagi ini kepala rasanya pening. Baru juga nyampe di kantor. Haahhh~ (menghela nafas).
Tapi tunggu!!! ini hari Kamis ya?! hehehe, wahhh senangnya, tau-tau udah menjelang akhir pekan lagi. Kalo ada yang dikerjain terus tiap hari, rasanya hari itu bener-bener cepet lewat. Sekarang aja bilang udah hari Kamis, besok tau-tau bisa ngomong hal yang sama “wahhh sudah hari Kamis lagi ya…”

Ngga seperti dulu ya. Waktu masih kecil, ngabisin sehari aja rasanya kadang lamaaaaa banget. Apalagi kalo udah yang namanya masuk ke sekolah hari pertama sehabis liburan panjang pergantian “cawu” (catur wulan, ini buat yang ngalamin ajah). Ya mungkin sedikit banyak hampir sama seperti kalo kita masuk kerja di hari Senin, pagi pula. Tapi ya inilah yang namanya kehidupan.

Kalo kuberi perumpamaan mungkin sama seperti makanan. Coba anak kecil berumur 6 tahun (sekitar kelas 1 SD ya), kasih mie rebus 1 mangkok (misalnya saja Indomie) suruh makan. Mungkin bisa habis buat yang bisa makan banyak, tetapi untuk sebagian anak lainnya yang seumuran, itu porsinya kebanyakan, sampe-sampe buat ngabisin aja butuh perjuangan karena kebanyakan. Tapi kalo kakaknya yang katakanlah usia SMP, dikasih mie rebus itu disuruh makan, pasti habisnya cepet, bahkan mungkin kalo cuman 1 porsi kurang banyak untuk bisa mengenyangkan perut. Menurutku hal ini sama seperti waktu, semakin kita dewasa, buat ngabisin waktu 1 hari dengan segala rutinitas kita aja kadang-kadang sampe kurang cukup waktunya. Berbeda dengan anak kecil yang mungkin belum terlalu banyak memikirkan tentang hal-hal kehidupan, isinya cuman main, seneng-seneng, so easy going keknya, namanya juga anak-anak hahaha.

Hal ini jugalah yang kadangkala membuat kita harus berpikir mengenai apa yang bisa kita lakukan, apa yang mesti kita dahulukan, apa yang bisa ditunda?!

Dengan waktu yang terasa makin singkat ini, hal baik apa yang belum & harus kita dahulukan…

Apa ya…???

Selasa, 15 Juni 2010

Mengenal Solo (makan edition)

Sebelum lanjut ke pengenalan Solo yang lain, kurang pas rasanya kalau nggak membahas yang satu ini. Apakah itu?... tempat makan tentunya.

Di postingan yang ini, akan coba kubahas tempat-tempat makan yang mungkin sedikit berbeda dari informasi tempat makan di Solo pada umumnya. Seringkali kita tahu bahwa info-info yang banyak beredar, menawarkan tempat-tempat makan yang biasanya sudah agak terkenal di mata pecinta kuliner kota Solo. Di sini akan coba kuulas tempat makan berdasarkan pengalaman pribadi saja, tidak harus mewah tetapi istimewa rasanya menurutku, minimal aku pernah makan di sana supaya bisa cerita bener-bener, hehehe.

Hik Mas Nano. Berlokasi di perempatan Penumping (terkenalnya bundaran ringin), di belakang Solo Grand Mall. Hik di sini cukup istimewa menurutku. Yang membedakan dari hik-hik lainnya adalah nasi bungkus (sering disebut nasi kucing) yang dijual dimasak sendiri di rumah & bukan hasil titipan dari para penjual-pejual nasi seperti warung hik kebanyakan. Mas nano sebagai pemilik sekaligus penjualnya kebetulan adalah warga kampung sekitar. Apabila ada pembeli & kemudian nasinya habis, seringkali diambilkan dari rumahnya terlebih dahulu yang tidak jauh dari lokasi berjualan, sehingga nasi pun terasa masih hangat. Nasinya dijual dengan harga Rp.1.000,-/bungkus, macamnya antara lain nasi oseng (istimewa), nasi bandeng (selalu menggunakan bandeng presto), & nasi teri. Tentunya dengan begini, kita bisa lebih yakin jika makan di warung hik ini dibandingkan dengan warung hik lain yang kita tidak pernah tahu bagaimana kualitas makanannya. Racikan teh-nya juga istimewa, karena menggunakan resep campuran dari 3 jenis teh yang sudah dipilih dari dulu. Warung buka dari jam 2 siang (umumnya) hingga tengah malam. Pembeli yang ada di situ juga kebanyakan orang-orang yang sudah jadi langganan, sehingga suasana kekeluargaan pun sangat terasa di sana. Hari Minggu biasanya tutup.

Bagi penyuka masakan babi, ini tentunya bisa dicoba, kedai babi Yordan. Selera pedas yang ditawarkan sungguh mantap. Bisa dipilih antara rica-rica babi (istimewa), tongseng babi, maupun sate babi. Dengan harga masakan Rp.7.000,-/porsi, tentunya sangat terjangkau. Berlokasi di sudut perempatan pasar Legi Solo, buka dari jam 6 sore hingga malam.

Satu lagi alternatif bagi penyuka masakan babi, sate babi Ong. Dari namanya bisa kita tahu bahwa spesialnya adalah sate. Tetapi setelah kucoba sendiri, ternyata ada yang lebih istimewa menurutku. Tentunya kita sudah sering menikmati yang namanya baikut, biasanya dihidangkan dengan sayur asin. Pernahkah menikmati baikut yang digoreng? Ya, di sini menyediakan baikut goreng. Baikut dibumbui supaya rasanya gurih, kemudian digoreng hingga terasa renyah (crispy) pada saat kita nikmati. Sungguh nikmat dengan sajian khasnya yaitu sayur asin. Awalnya aku sendiri tidak pernah suka yang namanya sayur asin, tetapi ketika mencoba sayur asin di sini ternyata bisa menikmati. Dengan harga Rp.12.000,-/porsi kupikir ini patut dicoba. Lokasinya berseberangan dengan kantor perkumpulan Fu Qing & PMS di jalan Juanda. Buka dari jam 6-an sore hingga malam.

Rosalia Indah, ya dari namanya memang ini adalah nama salah satu jasa angkutan (bus) di Solo. Berawal dari sebuah perusahaan jasa transportasi, kini Rosin mulai merambah ke bidang-bidang usaha yang lain termasuk kuliner. Cukup banyak perusahaan transportasi, khususnya bus, yang kini menyediakan restoran di pangkalannya. Rosin sengaja kutampilkan karena setelah mencoba, ternyata masakan yang tersedia di sini lumayan bisa dinikmati. Tidak hanya enak, namun jenis masakannya pun cukup bervariasi, dari masakan jawa, padang, sampai yang ala barat. Kalo harga ya… relatif lah, ngga mahal-mahal banget kok. Buka setiap hari, karena mungkin awalnya difungsikan untuk melayani para penumpang bus yang ada di sana. Lokasinya sangat mudah ditemukan, karena berada di pinggir jalan raya Solo – Sragen, jalan penghubung dari Solo ke arah Jawa Timur. Boleh lah sekali-kali siapa tahu lewat mampir ke sini untuk mencoba.

Ayam & bebek goreng Mas Anto, disajikan dengan kremesan yang renyah & sambal korek (sambal bawang putih), wahhhh…. bayangkan saja … so hot…, tapi tentunya tidak hanya hot, karena rasanya pun sedap. Dengan harga per potong rata-rata Rp.12.000,- kita sudah bisa menikmati gurih & sedapnya ayam ataupun bebek goreng di sini. Wah wah, nambah lagi ini ilmu kulinernya. Sangat patut dicoba jika kamu melintas di jalan raya Palur, Karanganyar. Jika melintas dari arah Solo menuju ke Karanganyar, kira-kira hanya berjarak 500 meter sebelah kiri jalan. Lokasinya juga tidak jauh dari Luwes Mal Palur (hampir bersebelahan). Buka dari siang hingga malam hari. Untuk menu ayam, di sini menyediakan ayam kampung & ayam potong. Jadi jika berminat untuk mencoba, jangan terlalu sore datangnya, karena untuk ayam kampung bisa jadi kehabisan.

Lokasinya tidak jauh dari “ayam & bebek goreng Mas Anto”, sekitar 100 meter setelahnya (asumsi melintas dari arah Solo menuju Karanganyar), lebih tepatnya berlokasi persis di depan/seberang Luwes Mal Palur. Dengan bermodalkan warung tenda sederhana, mie ayam & bakso Mas Joko, atau lebih dikenal dengan sebutan Miso Palur, buka dari jam 10 pagi hingga jam 7 malam. Dengan harga yang cukup murah, Rp.4.500,-/porsi, kita sudah bisa menikmati miso yang sedap mantap. Kalau beruntung, terkadang kita bisa mendapatkan tambahan ceker ayam yang dimasak jadi satu dengan bumbu ayam untuk racikan mie-nya. Satu lagi menu istimewa dari kawasan Solo & sekitarnya.

Pagiku

Suara mesin pompa air mulai meraung-raung di telingaku ketika kusadari jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Badan ini pun masih enggan untuk kuajak bangun. Sedikit demi sedikit mataku mulai terbuka dan bisa melihat dengan jelas.

Hooahhmmm...... masih ngantuk sekali rasanya.

Sesaat kuterdiam, perlahan-lahan kumulai bangun hingga akhirnya berhasil memposisikan diri untuk duduk di ranjangku. Setelah beberapa saat, kuputuskan untuk berdiri mengambil air putih untuk kuminum. Ah... segar sekali pikirku. Entah kenapa, setiap kali terbangun dari tidur rasanya haus sekali.

Mulai dengan mengambil remote tv lalu menyalakannya untuk memecahkan kesunyian di pagi ini. Siaran berita hampir selalu menemaniku di pagi hari. Sambil mendengarkan siaran berita di tv, aku mulai mempersiapkan diri untuk berangkat bekerja, tentunya dimulai dengan mandi pagi dulu.

Air terasa sangat dingin pagi ini. Maklumlah, hampir semalaman hujan turun mengguyur kota Solo. Di luar kamar pun angin terasa sangat sejuk, bahkan masih nampak diselimuti oleh kabut tipis. Di atas langit terlihat sangat cerah. Dalam hati berpikir: "wah, bakal panas nih hari ini".

Kemudian aku mulai melangkah ke arah parkiran mobil, kuambil kain pembersih, kunyalakan mesinnya, lalu kuseka embun pagi yang membasahi kaca mobilku. Ya... memang di parkiran mobilku tertanam cukup banyak pepohonan sehingga setiap pagi mobilku selalu basah oleh embun yang berlimpah, di samping tadi malam disiram oleh air hujan. Setelah kurasa cukup, aku mulai masuk ke kursi kemudi, lalu berangkatlah aku ke kantor.

Wah, pagi ini memang cerah. Ketika kulihat tugu Slamet Riyadi tiba-tiba keisenganku mulai muncul, kuambil kamera yang selalu tersedia di laci mobil, mulai ku'jepret. Begitu pula beberapa lokasi yang kebetulan kulewati, siapa tau ada gambar yang bagus yang bisa diabadikan. Di belakang tugu Slamet Riyadi nampak air mancur yang menambah cantiknya kota ini. Nampak pula sebuah gedung lama (mungkin bangunan Belanda), yang kini difungsikan sebagai kantor Bank Indonesia. Bentuknya pun masih asli dengan ornamen-ornamen khas-nya.


Beginilah suasana pagi saat kuberangkat menuju ke tempat kerja.

Senin, 14 Juni 2010

Mengenal Solo (part 1)

Surakarta adalah sebuah kota besar di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Nama lainnya adalah Solo atau Sala. Di Indonesia, Surakarta merupakan kota peringkat kesepuluh terbesar (setelah Yogyakarta). Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo.

Eksistensi kota ini dimulai di saat Kesultanan Mataram memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke Desa Sala, di tepi Bengawan Solo. Akibat perpecahan wilayah kerajaan, di Solo berdiri dua keraton, menjadikan kota ini pernah menjadi kota dengan dua administrasi. Situasi ini berakhir setelah kekuasaan politik kedua kerajaan ini dilikuidasi setelah berdirinya Republik Indonesia. Selanjutnya, Solo menjadi tempat kedudukan dari residen, yang membawahi Karesidenan Surakarta hingga tahun 1950-an. Setelah karesidenan dihapuskan, Surakarta menjadi kota dengan kedudukan setara kabupaten (Daerah Tingkat II). Semenjak berlakunya UU Pemerintahan Daerah yang memberikan banyak hak otonomi bagi pemerintahan daerah, Surakarta menjadi berstatus Kota.

Surakarta memiliki semboyan "Berseri", akronim dari "Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah", sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Solo mengambil slogan pariwisata Solo, The Spirit of Java yang diharapkan bisa membangun citra kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa.
check this!


Itulah gambaran kota Solo yang bisa kita jumpai seperti di banyak situs yang beredar luas di internet. Mendadak terpikir, asyik juga kalo kucoba untuk mulai bercerita sedikit demi sedikit mengenai kota ini, acak tapi mudah-mudahan bisa dimengerti.

Aku adalah satu dari sekian banyak pendatang yang kini ikut tinggal memenuhi kota Solo. Sebagai seorang pendatang, hampir 85% kehidupanku kini kuhabiskan di kota ini karena pekerjaanlah yang menuntutku seperti itu.

Aku sendiri sebenarnya lahir di Rembang, sebuah kota kecil di ujung timur pesisir pantura, Jawa Tengah. Keluar dari Rembang untuk kuliah di Jakarta, hingga akhirnya bekerja di Semarang, yang pada akhirnya berlabuh di Solo. Cukup panjang perjalananku hingga akhirnya terdampar di Solo ini. Mungkin lain kali akan kuceritakan mengenai perjalanan panjangku itu secara terpisah.

Aku mulai menginjakkan kaki di Solo pada tanggal 1 Maret 2008. Ini adalah kedatanganku yang kedua setelah pada sekitar tahun 2000 pernah juga datang ke Solo sekalipun hanya 1 malam 1 hari, dalam rangka berpartisipasi dalam Pekan Olah Raga Daerah sebagai seorang atlet Wushu perwakilan Rembang pada waktu itu. Tentu kali ini terasa sangat berbeda, karena kali ini aku menginjakkan kaki mungkin untuk waktu yang sangat lama, yaitu untuk bekerja di kota ini. Ya..., ini karena penempatan kerja dari perusahaan di mana aku bekerja.

Hari-hari awal, kugunakan untuk mengenal jalanan yang ada di kota ini. Sebagai seseorang yang baru sama sekali di kota ini, tentunya tidak mudah jika harus menghafal jalanan yang begitu banyak dalam waktu yang singkat, apalagi kalau diperhatikan, sangat banyak jalan-jalan kecil yang adalah jalan utama di kota ini. Bukan jalan tikus, tetapi ini memanglah jalan utama yang kebetulan tidak begitu lebar seperti jalan raya kota, seperti Jl. Slamet Riyadi ataupun Jl. Adi Sucipto.
Di sepanjang jalan nampak cukup banyak bangunan yang bisa dikatakan masih bangunan lama/kuno yang masih terpelihara dengan baik sampai sekarang. Inilah salah satu hal yang kemudian membuat Solo banyak dikenal karena keasliannya dalam menjaga cagar budaya, misalnya bangunan lama. Bahkan di tengah kota, masih berdiri bangunan-bangunan utama peninggalan Kerajaan jaman dulu, seperti Mangkunegaran & Keraton Solo, yang juga masih sangat diminati sebagai obyek wisata oleh turis baik domestik maupun mancanegara. Yang juga menarik, jalanan yang adalah jalan masuk Keraton, telah dipakai sebagai jalan umum sehingga kita bisa bebas keluar masuk melalui jalan yang melintas di dalam Keraton, dengan bentuk dan ukuran yang masih sama seperti jaman dulu, hanya saja sudah di-asphalt...

Oh Solo...

Soreku...


Sesaat kuperhatikan jam dinding, sudah pukul 5 sore rupanya...

Sembari membuka-buka email yang masuk, kucoba menulis di sini.

Ini adalah pertama kalinya aku belajar menulis di blog, setelah tadi siang mencari-cari informasi untuk membuatnya.

Keinginan ini sudah lama muncul sebenarnya, tetapi terkadang kita terjebak dalam lingkaran waktu kesibukan kita sehari-hari, sehingga meluangkan sedikit waktu untuk menulis saja tidak sempat. Kalau dipikir-pikir, antara penting dan tidak penting juga sih... (ini menurutku lho ya).

Dalam tulisan perdana ini (sekalipun sebenarnya ini adalah tulisan kedua setelah yang sebelumnya), baru terpikirkan untuk menuangkan apa yang saat ini terlintas di kepalaku.

Duduk di salah satu sudut meja di kantorku, menghadap tepat ke meja-meja lain yang tersusun rapi di depanku, sambil memperhatikan anak buah (oopss, mungkin lebih enak kalau disebut rekan kerja), menyelesaikan pekerjaan mereka. Ya, beginilah aktifitasku hampir setiap sore jika sudah berada di kantor.

Kucoba merenungkan kejadian-kejadian hari ini. Banyak hal, tetapi kurang menarik untuk dibahas di sini. Hanya keseharian yang terkadang terasa agak membosankan. Macetnya lalu lintas, teriknya matahari yang seringkali mendadak berubah menjadi mendung bahkan hujan, telepon dari para colleague, dan sebagainya.

Terkadang sempat terpikir, apakah akan seperti ini terus ya...

Bersyukur


Ada kalanya kita bahagia, ada kalanya kita bersedih. Semua itu relatif menurut saya.
Kebahagiaan & kesedihan itu sendiri kadangkala sangat tipis perbedaannya.

Dari lahir, perlahan menjadi dewasa. Banyak sekali yang akan kita jumpai seputar kebahagiaan & kesedihan, karena memang itulah yang selalu mewarnai kehidupan kita sehari-hari.

Namun ada 1 hal yang menurut saya adalah kunci di mana kita bisa selalu menapakkan kaki kita di setiap langkah kehidupan ini... "bersyukur".

1 kata, namun cukup besar makna yang terkandung di dalamnya.
Kita wajib bersyukur atas segala apa yang menimpa kita. Bukan masalah keberuntungan, tetapi inilah satu-satunya hal yang akan membuat kita sanggup untuk membuang segala sisi negatif pada kehidupan. Bersyukur, membuat kita bisa bergerak maju dengan penuh antusias.
Apa lagi yang bisa meringankan hidup kita selain bersyukur?!

Pernah saya membaca dari suatu literatur: semakin banyak kita bersyukur, maka makin banyak pula yang akan kita terima, tetapi semakin banyak kita mengingkari, maka semakin berat beban yang kita jejalkan pada diri kita.

Kita tak akan pernah bisa berhasil dengan menggerutu & berkeluh kesah. Tetapi, kita akan berhasil jika kita berusaha. Sedangkan usaha itu akan kita lakukan, karena kita melihat sisi positif akan apa yang akan kita lakukan itu.

Hanya dengan bersyukur, kita bisa melihat sisi positif itu pada pandangan kita...