Sabtu, 27 November 2010

my cute Popo

Hari ini, tepat 1 minggu setelah aku mengadopsi & tinggal bersama "popo". Ya, popo adalah nama yang kuberikan kepada seekor anak anjing (katanya sih ras kampung "Jawa") yang kini tinggal menemaniku di rumah.
Melihat kepolosan wajahnya, membuatku selalu gemas & selalu ingin mengusap2nya.

Kujadi teringat hari2 awal yang cukup melelahkan (sekalipun sampai dengan hari ini masih sangat melelahkan). Namun di balik semuanya itu, aku bahagia bisa memilikinya sekarang. Popo adalah anak anjing yang sangat lincah & lucu.

Kini akan kucoba untuk mengisahkan 1 minggu pertamaku bersamanya.

Foto berikut ini adalah foto yang kuambil sekitar 3 minggu sebelum popo kuajak pulang ke rumah.

lucu ya...

Popo dilahirkan bersama dengan ke 5 saudara kandungnya. Berikut ini adalah foto bersama keluarga kandungnya...


Karena popo cukup berbeda dibanding saudara2 lainnya, akhirnya kuputuskan untuk memilihnya, apalagi popo paling aktif dari antara yang lain.


Hari pertama:
Popo kujemput dengan mengendarai mobil. Kala itu aku diantar oleh temanku Joviccandra (kaskus id) yang dalam sejarahnya, dialah pemilik ibu kandung popo. Dia juga yang membantuku dalam mempersiapkan segala sesuatunya sebelum kuputuskan untuk mengadopsi popo.

Kandang yang kupakai untuk membawanya, kutempatkan di kursi tengah. Dalam perjalanan menuju ke rumah... ehh... ternyata popo mabuk, muntah deh.. untung kutempatkan di dalam kandang, sehingga amanlah kursi mobilku. Sepanjang perjalanan, popo sangat diam seolah2 pasrah. Sambil pegang setir, sesekali kusempatkan untuk mengintipnya dari kaca mobilku & kemudian mengelusnya. Sungguh anak anjing yang pendiam. Sesampainya di rumah, kubawa kandangnya ke tempat yang sudah kusiapkan dari semula. Langsung kuajak popo bermain di taman depan rumah sambil memberinya makan. Rupanya popo tidak mau langsung makan, kalaupun mau hanya sedikit. Sebelum acara bermain dimulai, prosesi pemberian nama harus dilakukan.

Mula2 sudah kusiapkan 3 nama yang dipilih melalui beberapa kali obrolan bersama tunanganku ^_^ Untuk menentukan nama mana yang akan dipakai, kami membiarkan popo memilih sendiri namanya dengan cara mengendus 1 dari 3 kertas yang sudah ditulis calon nama di dalamnya. Pilihannya antara lain: popo, coco, & goofy. Ternyata "popo"-lah yang dipilih. Sejak itulah dipanggil popo.

Selesai bermain2, kumandikan popo pakai baby washlap yang baru saja kubeli. Agak berontak sih, tapi masih bisa kuatasi. Setelah itu kukeringkan pakai handuk & kupakaikan bedak bayi. Lembut sekali popo...
Malam pun tiba, saatnya istirahat...

Luar biasa malam pertama yang kulalui bersama popo. Susah tidur karena berisik, ga enak sama tetangga, kasian karena dikurung di dalam kandang, macem2 deh... ampuunnn.... popo.....


Hari kedua:
Hoaahmm... cukup melelahkan, karena ternyata semalam hanya tidur 1 jam. Setelah malamnya melakukan briefing dengan teman2 dari Kaskus untuk mempersiapkan keberangkatan hari ini ke pengungsian korban letusan gunung Merapi di Magelang - Jawa Tengah, selesai juga baru pukul 02.30 dini hari, pulang2 ternyata tidak bisa langsung tidur, karena harus mengurusi popo yang rewel di tengah malam. Karena takut ga enak sama tetangga, akhirnya kuluangkan sekitar setengah jam untuk menemaninya sebelum akhirnya aku sendiri beranjak tidur. Jam 4-nya aku sudah harus bangun karena harus meluncur bersama teman2 Kaskus ke pengungsian di Magelang.

... sehari berlalu, sorenya begitu pulang ke rumah, popo sudah menyambutku di depan rumah bersama tunanganku. Langsung deh, cape2ku rasanya hilang. Langsung kuajak popo bermain di taman bersama dengan tunanganku sambil memberinya makan.

Malam kedua bersamanya, lagi2 ga enak sama tetangga karena gonggongan kecilnya cukup membuat telinga sakit... Beberapa kali memindahkan kandang dengan popo di dalamnya, akhirnya kuputuskan untuk menaruhnya di kamar cadangan yang masih kosong, kemudian kututup pakai kardus di samping kandang + atas kandang. Lumayan lah, bisa sedikit mengurangi suaranya yang berisik tetapi udara masih cukup leluasa buat popo bernafas. Maka tidurlah aku...


Hari ketiga:
Kumulai rutinitas hari ini dengan bangun lebih awal supaya bisa mengajak popo jalan2 dulu sebelum berangkat ke kantor. Sambil berjalan2, kuberikan popo makan, walaupun susah. Bisa dibilang hari2 ini, pola makannya masih sangat tidak teratur, bahkan seringkali makanan yang kutinggalkan di kandang diporak-porandakan, sehingga malah ga ada yang bisa dimakan karena terjatuh di bawah kandang.

Sore sepulangku dari kantor, seperti biasa, tunanganku sudah menungguku di pintu rumah sambil menggendong popo. Segera setelah popo diturunkan dari gendongan, popo akan langsung menghampiriku untuk mengajak bermain2.

Karena makannya masih susah, hari ini kuberikan popo sate ayam yang kubeli di jalan. Kali ini dia cukup lahap, tetapi dog food yang kuberikan masih belum menarik minatnya untuk makan. Takut kelaparan, akhirnya dengan sedikit paksaan, kuberikan dog food untuk popo makan. Caranya, keempat kakinya kupegang dengan handuk supaya lebih lembut, sambil berposisi setengah duduh setengah tidur, dog food dimasukkan ke mulutnya yang menghadap ke atas, sehingga mau gak mau popo akan memakannya.

Malamnya kuputuskan membiarkan popo bebas berkeliaran di halaman belakang rumahku. Berisiknya tidak berubah, bahkan kadang menjadi2. Tetapi apalah daya, kubiarkan saja sambil tidur ^_^ bodo ah, penting tidur dulu...


Hari keempat:
Hari ini rutinitas seperti biasa, bangun pagi, mengajak popo jalan2 sambil memaksanya makan dengan cara yang sama seperti semalam, kemudian kutinggal bekerja sambil kutinggalkan makanan untuk cadangan sehari.
Lagi2 makanan porak-poranda, tetapi kulihat sedikit ada perkembangan, karena popo mau makan sendiri walau gak banyak.

Sore harinya juga masih sama, kuajak popo jalan2 selagi sempat, tetapi lebih cenderung kuajak bermain2 di belakang rumah. Malam biarlah malam, tidur biarlah tidur, biarpun popo berisik.... hihihi... Kumatikan lampu belakang rumah, sepertinya cukup membantunya tidur, walaupun terkadang bangun lalu ribut lagi.


Hari kelima:
Tidak banyak berubah rutinitas hari ini. Hampir sama seperti kemarin.
Hari ini popo mulai mendapatkan menu tambahan yaitu susu. Ternyata dia suka. Bahkan dog food yang seringkali kucelupkan di dalam susu, ikut popo makan. Lumayan lah ada perkembangan. Tapi berisiknya itu lho, ga berubah ^^ tapi seiring waktu, sepertinya aku sudah makin terbiasa dengan gonggongannya.

Eh tadi popo minum obat cacing juga lho...


Hari keenam:
Hari ini hubunganku dengan popo sepertinya semakin akrab, begitu pula popo dengan tunanganku. Manjanya itu lho.... gak nahan....

Malahan hari ini bersama dengan tunanganku, popo melakukan hal baru. Popo mulai bisa memanjat kandangnya sendiri dengan cukup cepat. Bahkan popo bisa memikirkan cara supaya bisa loncat melewati pintu belakang rumah yang sengaja ku-desain untuk membuatnya tidak bisa masuk ke dalam rumah, dengan cara memanfaatkan kursi plastik yang dari awal sudah kutaruh di sebelah kandangnya dekat pintu belakang, supaya popo punya tambahan pijakan untuk loncat. Berkali2 terjatuh, tetapi ada pula yang berhasil... Kreatif sih ^_^ good boy!!!


Hari ketujuh:
Hari ini kuawali seperti biasa bersama popo. Kuperhatikan, pola makannya sudah mulai lancar. Popo mau memakan dog food yang kuberikan tanpa tambahan apa2. Lancar sekali bahkan dalam jumlah yang agak banyak sekalipun. Sungguh lega karena popo akhirnya mau memakannya. Kali ini kuajak popo jalan2 dengan menggunakan tali leher. Kalau kemarin2 popo berontak, kali ini sepertinya lebih jinak. Setiap kali popo merasa lehernya sedikit ketarik, popo akan langsung merubah arah & berjalan mengikutiku.
Sungguh bahagia aku memiliki popo...


Hari kedelapan:
inilah popo yang sekarang...

sudah ya, nanti dilanjut lagi, sekarang baru main sama popo, udah teriak2 minta diajak main sih..

popo.... good boy!!!

Rabu, 10 November 2010

Takjub dibalik keprihatinan


Pagi ini tepat pukul 7, kuberangkat bekerja seperti biasa.
Pagi ini begitu cerah... seperti biasa puluhan ekor burung gereja berjajar2 di atas kabel2 listrik yang lalu lalang tergantung di sekitaran perumahan tempatku tinggal.
Begitu mencapai jalan menuju keluar, kutakjub menyaksikan pemandangan yang selama beberapa hari selalu tertutup awan kelabu.
Pemandangan gunung Merapi yang akhir2 ini oleh kebanyakan orang disebut bencana, tampak begitu jelas walaupun dengan mata telanjang.
Coba kuabadikan, namun sayang kurang begitu jelas karena hanya menggunakan kamera handphone.

Sungguh indah sebenarnya..., namun kukembali teringat bagaimana kondisi sodara2 yang ada di pengungsian & juga yang terkena imbasnya. Sungguh memprihatinkan kondisi mereka dimana di waktu yang sama, kubersyukur bisa menyaksikan pemandangan indah merapi yang berdiri begitu megahnya dibalut awan putih seperti sedang mengenakan jubah, namun di puncaknya nampak jubah putih itu membumbung tinggi ke angkasa...

Selasa, 09 November 2010

Kacang hijau untuk sodaraku

Hari ini tadi, tepat jam istirahat kerjaku, kusempatkan ke Klaten bersama Mbah Soer (rekan Kaskus-ku) beserta keponakannya. Ber-3 kita ke posko pengungsian GOR Gelarsena Klaten untuk sekali lagi mengirimkan bantuan berupa kacang hijau, gula jawa, & gelas plastik yang semoga bisa benar2 bermanfaat untuk sodara2 kita di pengungsian... amin...

Senin, 08 November 2010

Merapi yang sedang berbenah

Kemarin itu aku pergi ke Klaten sama anak2 Kaskus Regional Solo dalam rangka aksi peduli pengungsi Merapi


ini link "aksi"nya

sungguh pengalaman yang tidak akan pernah bisa kulupakan.
Berada di lingkungan para pengungsi yang butuh kepedulian dari kita semua, sungguh membuat hatiku miris...

Tetapi aku pun bersyukur, bukan karena aku, bukan karena aksiku, kucoba untuk berpikir secara luas... kubersyukur karena masih begitu banyak orang yang dengan tulus mau peduli terhadap mereka, sekalipun di antara mereka (aku yakin) ada pula kepedulian itu yang diniati untuk mencari sesuatu imbal balik.

Tidak hanya itu saja, tetapi malam itu sungguh kutakjub dibalik keprihatinanku... Untuk pertama kalinya dalam hidupku kusaksikan secara langsung dahsyatnya alam yang sedang murka... luapan2 lahar pijar yang ada di puncak Merapi, diiringi suara gemuruh yang mendebarkan hati serta sesekali kilatan petir menyambar... Sekalipun kusaksikan dari kejauhan, kira2 20 Kilometer dari puncaknya ( halaman Gereja Paroki Kebon Arum - Klaten), tapi kubisa merasakan kengerian yang bisa ditimbulkannya jika itu menyapu segala apa yang ada di depannya, seperti kejadian akhir2 ini yang diakibatkan oleh erupsi Merapi. Begitu banyak korban berjatuhan, begitu banyak yang kehilangan...

Dalam hati kucoba berpikiran positif, seperti apa yang pernah disampaikan oleh Sang Juru Kunci Merapi "alm. Mbah Maridjan", bahwa ini bukanlah bencana. Bencana hanyalah pemikiran manusia karena begitu banyaknya kehilangan yang dialami, tidak hanya harta, bahkan nyawa sekalipun. Merapi seperti itu, karena ia sedang membangun. Apa yang dilakukan oleh Merapi adalah hanya suatu bentuk penyesuaian alam terhadap lingkungan yang selama ini didiaminya. Seperti halnya manusia yang merasa tidak nyaman dengan rumah yang didiaminya. Manusia itu tentunya akan melakukan perubahan2, sehingga ia bisa nyaman berada di dalamnya, begitu pula Merapi terhadap lingkungan di sekitarnya.

Marilah kita hadapi fenomena alam ini dengan berkaca diri. Bahwa kadangkala kita juga bersikap & bertingkah layaknya Merapi. Terkadang tenang & indah, terkadang pula murka & menghancurkan...

Hari itu adalah Minggu, 7 November 2010, & kusaksikan Merapi yang sedang berbenah sekitar pukul 10 malam...

haizzzz...

Setelah sekian lama, baru kutersadar kupunya blog...

Gila lama benerrrr buka'nya. O walah, lha iklannya kebanyakan. Sesaat kudiam... tiba2,
"ngapain juga aku susah2 pasang iklan ya.. malah bikin berat wae!"

Ya udah, akhirnya kusingkirkan semua iklan dari blog'ku, hanya aplikasi2 saja yang ditinggal di sini.

Moga2 semangat lagi nulis di blog... ^_^