Senin, 08 November 2010

Merapi yang sedang berbenah

Kemarin itu aku pergi ke Klaten sama anak2 Kaskus Regional Solo dalam rangka aksi peduli pengungsi Merapi


ini link "aksi"nya

sungguh pengalaman yang tidak akan pernah bisa kulupakan.
Berada di lingkungan para pengungsi yang butuh kepedulian dari kita semua, sungguh membuat hatiku miris...

Tetapi aku pun bersyukur, bukan karena aku, bukan karena aksiku, kucoba untuk berpikir secara luas... kubersyukur karena masih begitu banyak orang yang dengan tulus mau peduli terhadap mereka, sekalipun di antara mereka (aku yakin) ada pula kepedulian itu yang diniati untuk mencari sesuatu imbal balik.

Tidak hanya itu saja, tetapi malam itu sungguh kutakjub dibalik keprihatinanku... Untuk pertama kalinya dalam hidupku kusaksikan secara langsung dahsyatnya alam yang sedang murka... luapan2 lahar pijar yang ada di puncak Merapi, diiringi suara gemuruh yang mendebarkan hati serta sesekali kilatan petir menyambar... Sekalipun kusaksikan dari kejauhan, kira2 20 Kilometer dari puncaknya ( halaman Gereja Paroki Kebon Arum - Klaten), tapi kubisa merasakan kengerian yang bisa ditimbulkannya jika itu menyapu segala apa yang ada di depannya, seperti kejadian akhir2 ini yang diakibatkan oleh erupsi Merapi. Begitu banyak korban berjatuhan, begitu banyak yang kehilangan...

Dalam hati kucoba berpikiran positif, seperti apa yang pernah disampaikan oleh Sang Juru Kunci Merapi "alm. Mbah Maridjan", bahwa ini bukanlah bencana. Bencana hanyalah pemikiran manusia karena begitu banyaknya kehilangan yang dialami, tidak hanya harta, bahkan nyawa sekalipun. Merapi seperti itu, karena ia sedang membangun. Apa yang dilakukan oleh Merapi adalah hanya suatu bentuk penyesuaian alam terhadap lingkungan yang selama ini didiaminya. Seperti halnya manusia yang merasa tidak nyaman dengan rumah yang didiaminya. Manusia itu tentunya akan melakukan perubahan2, sehingga ia bisa nyaman berada di dalamnya, begitu pula Merapi terhadap lingkungan di sekitarnya.

Marilah kita hadapi fenomena alam ini dengan berkaca diri. Bahwa kadangkala kita juga bersikap & bertingkah layaknya Merapi. Terkadang tenang & indah, terkadang pula murka & menghancurkan...

Hari itu adalah Minggu, 7 November 2010, & kusaksikan Merapi yang sedang berbenah sekitar pukul 10 malam...

Tidak ada komentar: